Bismillah.
Salah satu perkara yang telah ditanamkan di dalam fitrah manusia adalah keyakinan keesaan pencipta dan pengatur alam; bahwa tidak ada yang menciptakan alam ini selain Allah. Inilah yang disebut dengan istilah tauhid rububiyah; mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan-Nya.
Allah berfirman (yang artinya), “Apakah ada pencipta selain Allah yang menberikan rezeki kepada kalian dari langit dan bumi?” (Fathir : 3)
Allah berfirman (yang artinya), “Dan milik Allah semata kerajaan langit dan bumi.” (Ali ‘Imran : 189)
Allah berfirman (yang artinya), “Dan benar-benar jika kamu tanyakan kepada mereka; Siapakah yang menciptakan langit dan bumi, niscaya mereka akan menjawab bahwa yang menciptakannya adalah Dzat yang Maha perkasa lagi Maha mengetahui.” (az-Zukhruf : 9)
Orang yang meyakini tauhid rububiyah ini saja belum membuat dirinya termasuk muslim. Karena keyakinan semacam ini pun telah diakui oleh orang-orang kafir. Mereka tetap dihukumi kafir karena tidak melaksanakan tauhid yang kedua yaitu tauhid uluhiyah.
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam beribadah; menujukan ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan sesembahan selain-Nya. Tauhid inilah yang menjadi letak persengketaan antara para rasul dengan umat-umat yang mereka dakwahi. Adapun dalam hal tauhid rububiyah tidak ada yang mengingkarinya kecuali karena kesombongan semacam Fir’aun dan para penganut ajaran Komunis di masa kita sekarang ini. Padahal sejatinya setiap orang yang berakal mengakui bahwa alam semesta ini ada karena diciptakan oleh Allah; Rabb alam semesta.
Tauhid uluhiyah tidak diyakini kecuali oleh kaum beriman pengikut para rasul. Karena seruan inilah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dimusuhi dan digelari dengan gelaran-gelaran buruk. Mereka menolak kalimat laa ilaha illallah, karena mereka memahmi bahwa kalimat ini menuntut untuk meninggalkan segala ibadah kepada selain Allah. Mereka kaum musyrik ingin beribadah kepada Allah tetapi tetap beribadah kepada selain-Nya; dan inilah yang disebut syirik.
Mereka -kaum musyrik- beribadah kepada selain Allah dengan alasan agar bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah sedekat-dekatnya dan mereka menganggap bahwa sesembahan mereka itu adalah pemberi syafa’at dan perantara bagi keperluan mereka di sisi Allah. Ini adalah alasan yang diada-adakan oleh mereka. Padahal syirik justru membuat mereka jauh dari Allah dan terhalang dari surga-Nya. Dari sini kita mengetahui bahwa ajaran tauhid yang dibawa oleh para rasul dan menjadi muatan pokok kitab-kitab suci yang Allah turunkan adalah tauhid uluhiyah.
Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36). Tauhid uluhiyah inilah yang ditentang oleh kaum musyrik di masa silam dan di masa kini; dan mereka itu adalah mayoritas penduduk bumi. Mereka tidak mau meninggalkan sesembahan-sesembahan mereka.
Maka bersyukurlah kepada Allah apabila anda telah diberi taufik untuk memeluk Islam dan mengenal tauhid. Semoga Allah berikan kita keistiqomahan di atas tauhid hingga ajal tiba.
Semoga catatan singkat ini bermanfaat.
Rujukan :
– al-Qaul al-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
– I’anatul Mustafid bi Syarh Kitab at-Tauhid karya Syaikh Shalih al-Fauzan
—